Selasa, 09 Agustus 2011

Malaikat Pelindung "Guardian Angel" Karya Adi Susilo


“eh, ini elo, Ndre ?” Tanya Rinta
“iya, hehehe…” jawab Andre dengan suara terkikik.
Rinta langsung menutup telepon karena Rinta kesal. Besoknya, Rinta ke sekolah dengan perasaan kesal terhadap Andre.
“Andre, apa-apaan sih elo ?” Tanya Rinta panas.
“tenang-tenang, Rin, ada apa ?” semburnya.
loe, loe kemaren bikin gue kesel aja !” jawab Rinta yang semakin panas.
“owh, itu gue mau loe sama Anya sahabatan lagi” jawab Andre tenang.
“oke. Oke, tapi loe bikin gue takut. Gue kira besok gue akan meninggal. Gue gak mau temenan sama loe lagi !” semburnya.
“kenapa, Rin ? kan gue sobat loe sejak SD ?” Tanya Andre bingung.
“pokoknya, loe bukan sobat gue lagi, ngerti !” jawab Rinta kesal.
Rinta langsung keluar kelas meninggalkan Andre tanpa sepatah katapun. Rinta bertemu dengan Anya di kantin yang sedang meminum segelas es. Rinta pun menemuinya.
“Anya, gue kesel sama Andre !” semburnya.
“kenapa, Rin ?” Tanya Anya bingung.
“dia ngaku-ngaku kalau dia guardian angel “ jawab Rinya panas.
“loh, kenapa ? kan dia tujuannya baik, mau kita sahabatan lagi, lagipula dia kan sobat loe ?” Tanya Anya yang bertambah bingung
 “dia bikin gue kawatir dan panik, gue kirain gue besok akan mati !” jawab Rinta panas. “Andre, kan baik?” semburnya.
“bilang aja loe mau ngebelain Andre !” gerutu Rinta yang langsung ke kelas dan meninggalkan Anya di kantin.
Andre baru bangun tidur saat dering telepon mengagetkannya. Ia pun langsung mengangkatnya.
“halo, Andre. Selamat pagi !” sapa suara dari telepon itu. Suaranya seperti suara senang dan ramah.
“siapa, nih ?” Tanya Andre heran. “I’m your guardian angel !”
loe bukan guardian angel. Loe ngaku aja deh, loe siapa ?”
I’m your guardian angel “ suara itu terdengar lagi.
“kalo iseng, jangan kesini neleponnya.” Sahut Andre.
“kamu gak percaya, hhmm… lampu di kamarmu akan mati sepuluh detik lagi, satu … dua …”
“Hah ?” Andre heran. “selapan … sembilan … “
Klik ! tiba-tiba lampu di kamarnya mati dan Andre langsung menghidupkan lampunya.
“B-bener ?” kata Andre heran.
“aku mau kasih kabar buat kamu. Kabar penting !” kata suara itu.
“apaan ?” Tanya Andre penasaran.
“oke. Ngg… seluruh keluargamu akan mati.” Sahutnya.
“apa ? yakin loe ?” Tanya Andre panik.
“sekarang jam lima, ya ? berarti satu, dua puluh jam lagi. Jadi besok sekitar jam satu siang. Siap-siap aja seluruh keluargamu akan mati.” Sahutnya. “tinggal satu kesalahanmu yang masih membebanimu.”
“apaan, tuh ?” Tanya Andre bingung.
eits, enak aja mau dikesih tau. Cari tau sendiri, dong !” sahutnya. Dia langsung menutup teleponnya. Tiba-tiba terlintas di pikirannya nama Rinta. Dia langsung mau meminta maaf kepadanya. Besoknya, saat Rinta mau menyebrang jalan ke sekolah, ada sebuah motor yang melaju kencang.
“Rin, awas !” sahut Andre.
Andre langsung loncat menyelamatkan Rinta. Andre terserempet motor itu. Andre langsung dibawa ke UKS, karena dia sangat khawatir.
“Andre, maafin gue ya. Gue waktu itu emosi dan udah marahin loe !” sahut Rinta.
gak kenapa-napa, kok !” sahut Andre . “gue salah, kok. Gara-gara gue, loe jadi keserempet motor. Maafin gue, ya !” sahut Rinta.
“iya, gue maafin loe. Jadi, kita …” Tanya Andre, hening sejenak.
“temenan, kita jadi sahabat lagi.” Sahut Rinta.
Setelah itu, bel puleng sekolah pun berbunyi. Andre dan Rinta bergegas pulang ke rumah. Di rumah, tiba-tiba Andre, tiba-tiba telepon bordering.
“Halo, Andre ?” suara itu terdengar lagi.
“kok, keluarga gue gak mati, inikan udah jam setengah dua ?”
“enggak kok, keluargamu semuanya sehat.” Semburnya.
“trus, lampu di kamar gue kemaren bias mati ?” Tanya Andre bingung.
“ya … gue pasang saklar pararel di luar kamar loe !” sahutnya, dan suara itu mulai menjadi normal.
“kayaknya, gue kenal suaranya. Ngg … Anya, ya ?” semburnya.
“ngg … Iya, gue Anya. Hehehe !” sahutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar